Pages

Selasa, 15 Juli 2014

Kesehatan Mental

Pelanggaran Lalu Lintas Oleh Anggota TNI



Riska Valentiani
16512462
2PA07

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOK
2014


Bab I
Latar Belakang
Seragam merupakan  pakaian yang telah dikenal keberadaannya. Terbukti kalau kita mempelajari sejarah kehidupan manusia semenjak jaman sejarah, pakaian seragam telah dipakai oleh para bertugas pada bagian tertentu di suatu pekerjaan yang ada di berbagai belahan dunia. Pakaian seragam  mengalami banyak perkembangan mulai dari bentuk, model, variasi orang yang memakainya, dan bahan baku dan sistem pembuatan seragam itu sendiri. Kalau kita perhatikan disekitar kita, sudah sangat banyak masyarakat yang menggunakan seragam. Macam-macam seragam, mulai dari warga sipil, pegawai negeri, pegawai swasta, sampai kepada warga militer dari berbagai bidang dan latar belakang.
Keadilan adalah ukuran yang kita pakai dalam memberikan perlakuan terhadap objek diluar dari kita. Objek yang diluar dari kita ini adalah manusia, sama dengan kita. Oleh karena itu ukuran tersebut tidak dapat di lepaskan dari arti yang kita berikan kepada manusia, tentang konsep kita kepada manusia. Bagaimana anggapan kita tentang manusia, itulah yang membawakan ukuran-ukuran yang kita pakai dalam memberikan perlakuan terhadap orang lain. Hukum adalah  peraturan yang berupa norma dan sanksi yang dibuat dengan tujuan untuk mengatur tingkah laku manusia, menjaga ketertiban, keadilan, mencegah terjadinya kekacauan, memiliki tugas untuk menjamin bahwa adanya kepastian hukum dalam masyarakat.
Disini akan membahas tentang bagaimana besarnya pengaruh seragam itu terhadap kehidupan manusia dan keadilan yang di tegakkan oleh hukum yang ada di indonesia. Uniform Complex suatu metode baru yang membahas tentang bagaimana seragam yang dipakai oleh manusia itu sangat berperan dalam kehidupan sehari-harinya. Ketika manusia memakai seragam profesi mereka seketika itu juga prilakunya berubah menyesuaikan peran seragamnya tersebut. 

 Namun ada beberapa orang yang menyalahgunakan seragam itu untuk melakukan hal-hal yang diluar dari kewajiban mereka. Ya, memang tidak semua namun kebanyakan ketika manusia memakai seragam mereka ada prilaku yang berubah entah itu kearah positif ataupun negatif. Membahas prilaku negatif dan mengesampingkan sejenak perilaku positif yang ditimbulkan oleh seragam tersebut. Seragam umumnya dipakai untuk memenuhi atau melengkapi property identitas diri dalam keseharianya. Namun tidak jarang ditemukan kasus penyalahgunaan seragam oleh beberapa orang, yang mana sering pula merugikan pihak-pihak lain.


Bab II
Pembahasan danTeori
Kasus
TNI  yang sedang berboncengan dengan menggunakan kendaraan sepeda motor melakukan pelanggaran dengan tidak menggunakan helm saat berkendara, tetapi tidak di kenakan sanksi oleh aparat hukum.
Suatu ungkapan peraturan di buat untuk di langgar mungkin bisa menggambarkan dengan kasus yang pernah temui. Kedisiplinan akhir-akhir ini mulai sangat memprihatinkan,kedisiplinan dan taat akan peraturan terlebih saat di jalanan baik masyarakat biasa ataupun aparat.
Kasus yang akan di angkatuntuk penelitian ini adalah seorang tentara yang melanggar tata tertib berkendaraan. Aparat seharusnya memberikan contoh yang baik bagi rakyat biasa,bagaimana cara berlalu lintas yang baik dan menunjukkan kedisiplinan bukan malah ikut-ikutan melanggar tata tertib lalu lintas. Inilah yang membuat citra aparat di mata masyarakat kurang baik banyak fenomena-fenomena yang terjadi akhir-akhir ini di lingkungan sekitar yang cukup mencengankan  melibatkan penyalahgunaan seragam termasuk tentara. Tentara  adalah sebagai salah satu pelindung negara. Namun diluar sana banyak kasus-kasus penyalahgunaan seragam yang melibatkan tentara, seperti beberapa pengalaman yang sering di lihat kepada tentara.
Ketika ingin berangkat  kuliah dari rumah menuju kampus di daerah kelapa dua depok. Seperti biasa melewati jalan raya yang selalu di lewati ketika berangkat kuliah,pada suatu ketika melihat dari jauh banyak polisi lalu lintas sedang melakukan razia pada semua yang berkendara sepeda motor tepatnya di daerah ciracas. Razia ini di lakukan agar semua para pengendara mematuhi peraturan ataupun menggunakan pelengkap atribut berkendara.
Banyak pengendara yang di berhentikan untuk pengecekan kelengkapan,namu tidak di sengaja melihat seorang tentara dengan seragam yang sedang mengendarai sepeda motor tanpa menggunakan helm ( pelengkap berkendara ). Tentara tersebut lewat begitu saja dengan santainya tanpa mempunyai rasa bersalah polisi pun dengan tidak tegasnya memberikan peringatan,bahkan tentara tersebut di biarkan melanjutkan perjalannya tanpa ada hukuman ( tilang ). Dapat di tanggapi sebuah seragam yang di jadikan identitas seseorang menjadikan suatu ketidak adilan hukum di negara. Dengan begitu seseorang yang menggunakan seragam sebagai identitas merasa mempunyai wewenang yang berkuasa atas seragam yang dikenakannya. 

1)   Attitude-to-Behavior Proses Model
Fazio ( dalam Prabowo : 1998 ), Hubungan sikap dan perilaku belangsung spontan. Model teoritis yang dikembangkan oleh R.H. Fazio, menjelaskan bahwa bila kita di hadapkan pada kejadian tertentu atau peristiwa yang berlangsung cepat, secara spontan sikap yang terdapat pada diri kita akan mengarahkan perilaku. Kejadian-kejadian yang kita alami menimbulkan sikap tertentu terhadap objek sikap yang kita temui. Sikap yang terbentuk akan memengaruhi persepsi kita tentang objek sikap perbuatan tersebut. Pada waktu bersamaan, pengetahuan kita tentang norma sosial-perilaku apa yang pantas atau tidak pantas dilakukan oleh seseorang berkenaan dengan suatu kejadian-juga memengaruhi persepsi mengenai kejadian tersebut. Sikap dan pengetahuan yang terdapat dalam memori kita, memengaruhi persepsi dan selanjutnya akan memengaruhi perilaku kita.  Hubungan sikap dan perilaku belangsung spontan model teoritis yang dikembangkan oleh R.H. Fazio, menjelaskan bahwa bila kita di hadapkan pada kejadian tertentu atau peristiwa yang berlangsung cepat, secara spontan sikap yang terdapat pada diri kita akan mengarahkan perilaku. Dalam teori ini hubungaannya dengan perilaku TNI yang tidak mematuhi peraturan adalah mereka bertindak seperti itu spontan saja karena dalam situasi yang mendesak. Ini karena naluri sesaat muncul begitu saja dengan cepat refleknya. Para anggota TNI spontan memiliki hasrat untuk memuaskan diri merasa berkuasa karena mereka memiliki peran dan wewenang

2)   Teori Psikologi Kepribadian
Sigmund Freud ( dalam Basuki : 2008 )  mengusulkan sebuah dinamika atau prinsip motivasional untuk menerangkan kekuatan-kekuatan yang mendorong tindakan manusia. Bagi freud, freud manusia termotivasi untuk mencari kesenangan serta menurunkan ketegangan dan kecemasan. Motivasi ini di peroleh dari energi psikis dan fisik dari dorongan-dorongan dasar yang mereka miliki. Dorongan bekerja sebagai tekanan motivasional yang konstan. Sebagai stimulus internal, dorongan ini berbeda dengan stimulus eksternal karena seseorang tak bisa menghindari dari stimulus internal. Menurut Freud (1933-1964), dorongan digolongkan berdasarkan dua kategori, yaitu seks atau eros dan agresi, distraksi atau Thanatos.  Prinsip motivasional untuk menerangkan kekuatan-kekuatan yang mendorong tindakan manusia. Dorongan bekerja sebagai tekanan motivasional yang konstan. Freud manusia termotivasi untuk mencari kesenangan serta menurunkan ketegangan dan kecemasan.
Melalui teori ini anggota TNI bertindak arogansi seperti itu karena mereka memiliki dorongan dalam diri sendiri ingin menguasai masyarakat lain karena merasa memiliki kekuasaan sebagai anggota TNI dengan dorongan tersebut mereka termotivasi merasa berkuasa.

3)        Teori belajar behavioritik
Ivan Pavlov ( dalam Feist :  2010). Dikemukakan oleh psikolog behavioristik yang sering di sebut ‘‘ contempory behaviorista’’ atau ‘‘ S-R psychologists’’ berpendapat bahwa tingkah laku manusia itu dikendalikan oleh ganjaran ( reword ) atau penguat ( reinforcement ) dari lingkungan. Dengan demikian tingkah laku belajar terdapat jalinan yang erat antara reaksi-reaksi behavioral dengan stimulasinya.
Teori yang mengawali perkembangan psikologi behavioristik
Psikologi ini mulai mengalami perkembangan dengan lahirnya teori tentang belajar yang di pelopori oleh Thomdike, Paviov, Wabon, dan Ghuthrie. Teori belajar Thomdike (1874-1949) di AS yang di sebut ‘‘connectionism’’ atau ‘‘ trial-and-error’’ karena belajar merupakan proses pembentukan koneksi antara stimulus dan respon. Dalam psikologi, dan pendidikan, pembelajaran secara umum di definisikan sebagai suatu proses menyatukan kognitif, emosional, dan lingkungan pengaruh dan pengalaman untuk memperoleh, meningkatkan, atau membuat perubahan pengetahuan satu, ketrampilan, nilai, dan pandangan dunia (illeris,2000;Ormorod, 1995). Bahwa tingkah laku manusia itu dikendalikan oleh ganjaran ( reword ) atau penguat ( reinforcement ) dari lingkungan.
Dalam teori ini anggota TNI mendapatkan reword atas apa yang di perbuat   dengan cara memenuhi panggilan polisi razia dalam pelaksanaan penertiban pengguna kendaraan di jalan raya. Lingkungan  masyarakat yang tidak berani menegur karena masih lemah sehingga anggota  TNI berani bertindak arogan saat melakukan kesalahan. Di tambah lagi walaupun mereka bertindak arogan seperti itu mereka masih terlindungi oleh hukum jadi tidak mungkin di penjara ini juga termasuk reword untuk anggota TNI sehingga mereka tidak segan-segan lagi dalam bertindak karena mereka di lindungi oleh hukum negara.

Kesimpulan
Seragam sangatlah besar pengaruhnya dalam prilaku kehidupan manusia. Ketika seseorang menggunakan seragam tertentu maka ia akan mengikuti karakter yang sesuai dengan seragam yang ia kenakan. Sama halnya seperti seragam TNI maka secara otomatis orang itu akan berprilaku tegas, keras, disiplin sesuai fungsinya yaitu menjaga keamanan negara. Terkait masalah diatas dapat ditarik kesimpulannya adalah kurangnya kesadaran dari aparat TNI dan ketegasan dari pihak polisi yang bertugas melakukan razia kelengkapan, terkesan memilih-milih aparat dan masyarakat biasa sehingga hal-hal ketidakadilan seperti ini terjadi.

Saran
Banyak yang harus dibenahi dari pihak polisi maupun anggotan TNI terkait  kasus pelanggaran lalu lintas yang di lakukan aparat TNI. Mesti ada kesadaran dari pihak TNI bahwa mereka adalah aparat negara yang kesehariannya menjadi sorotan masyarakat, dan menjadi contoh dari masyarakat sehingga para aparat dapat bersikap lebih disiplin, dan bersikap sebagai mana seorang aparat negara. Pihak polisipun sebagai pihak ketahanan negara yang sedang menjalankan tugas seharusnya dapat bersikap lebih tegas, berani bertindak walaupun yang melanggar itu adalah anggota TNI. Tidak tebang pilih entah itu aparat maupun rakyat biasa, dan khusus buat aparat negara seharusnya mereka ditindak lebih tegas karena mereka sebagai pemberi contoh yang baik, pemberi contoh disiplin bukan malah ikut-ikutan melanggar peraturan lalu lintas agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali. 



Daftar Pustaka

Heru Basuki, A.M. (2008). Psikologi Umum. Jakart: Penerbit Gunadarma.
Riyanti, D.B.P SH.Prabowo (1998.) Psikologi Umum 1. Jakarta: Penerbitan Gunadarma
Riyanti,Dwi. Hendro Prabowo (1998). Psikologi Umum 2. Jakarta: Penerbitan Gunadarma
Jess.Feist. (2010). Psikologi Kepribadian. Jakarta Selatan: Penerbitan Salemba Humanika
Sri, Rumin.(Eds.). (2006). psikologi pendidikan.Yogyakarta : UNY Press







Jumat, 20 Desember 2013

#PTI Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Akademik yang Berhubungan dengan Teknologi Informasi




#PTI Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Akademik yang Berhubungan dengan Teknologi Informasi

jurnal tentang faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi akademik yang berhubungan dengan teknologi informasi
Abstrak: Perkembangan Teknologi Informasi dan komunikasi dalam hasil era globalisasi yang sangat berarti perubahan dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Pendidikan merupakan ujung tombak dalam membentuk manusia yang cerdas dan kompetitif sehingga menghasilkan Sumber Daya Manusia dengan kualitas dan persaingan mampu. Dalam penelitian ini akan perdebatan sekitar pemanfaatan e-learning dapat mempengaruhi prestasi belajar dan kemampuan pemahaman siswa dan juga mempelajari perbandingan dengan e-learning dengan pembelajaran konvensional. Metode penelitian yang digunakan dengan menggunakan regresi linier berganda untuk melihat pengaruh pemanfaatan e-learning dengan prestasi belajar dan kemampuan pemahaman siswa. Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan teknik purposive random sampling. Pengujian area data adalah pengujian data (validitas dan reliabilitas), Normalitas esting, pengujian ekonometrik (multikolinieritas, autokorelasi, heterokedastisitas), uji hipotesis (t-test & F-test) Keyword:. E-learning, Prestasi, Kemampuan pemahaman
Penggunaan Internet diseluruh dunia merupakan hal biasa yang dilakukan oleh semua orang, dari anak kecil, orang dewasa sampai orang tua.   Internet  adalah inter-konektivitas jaringan komputer di dunia, sehingga semua komputer di dalam jaringan tersebut dapat saling berhubungan dan mengakses sumber daya (resources) yang disediakan masing-masing komputer.
Prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat digolongkan menjadi dua yaitu (Syah 1995, Sudjana 1992):
a). Faktor internal, yaitu faktor dari dalam diri siswa yang meliputi kondisi fisiologis dan psikologis siswa.
b). Faktor eksternal siswa, yaitu faktor dari luar diri siswa, yang meliputi kondisi lingkungan sosial dan non-sosial.
Orzack, (1999) mendifinisikan internet addiction disorder sebagai kelainan yang muncul pada orang yang merasa bahwa dunia maya (virtual reality) pada layar komputernya lebih menarik daripada dunia kenyataan hidupnya sehari-hari.
Kriteria diagnostic internet addiction disorder menurut Goldberg (1996) adalah:
1).Toleransi, didifinisikan oleh salah satu dari hal-halberikut:
a). Demi mencapai kepuasan, jumlah waktu penggunaan internet meningkat.
b).Kepuasan yang diperoleh dalam menggunakan internet secara terus menerus dalam jumlah waktu yang sama akan menurun secara mencolok, dan untuk memperoleh pengaruh yang sama kuatnya seperti yang sebelumnya, maka pemakai secara berangsur-angsur harus meningkatkan jumlah pemakaian agar tidak terjadi toleransi.
2).Penarikan diri (withdrawal) yang khas.
3).Internet sering digunakan lebih sehinga tau lebih lama dari yang direncanakan.
4).Terdapat keinginan yang tak mau hilang atau usaha yang gagal
dalam mengendalikan penggunaan internet.
5).Menghabiskan banyak waktu dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan
penggunaan internet.
6).Kegiatan-kegiatan yang penting dari bidang sosial, pekerjaan, atau rekreasional
Dihentikan karena penggunaan internet.
7).Penggunaan internet tetap dilakukan walaupun mengetahui adanya masalah
Masalah fisik,sosial, pekerjaan, atau psikolgis yang kerap timbul dan kemungkinan besar disebabkan atau diperburuk oleh penggunaan internet.
Variabel kesepian dan kecenderungan internet addiction disorder secara bersama-sama hanya memiliki peranan sebesar 4,20% terhadap prestasi belajar mahasiswa.
Permasalahan yang ditimbulkan dari kecanduan internet salah satunya berupa menurunnya prestasi akademik (Yee, 2002). Di Indonesia, pada umumnya remaja masih duduk di bangku sekolah menengah dan setingkatnya (Monks &Haditono, 2006). Hal tersebut membuat prestasiak ademik adalah hal yang penting bagi remaja. Remaja mulai berpikir bahwa prestasi di masa remaja akan menentukan keberhasilannya di masa selanjutnya (Santrock, 2008).
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku Adiksi internet adalah kontrol diri, motivasi dan kebutuhan psikologis seperti keinginan berkuasa, keinginan berprestasi, kesepian. Frekuensi bermain game-online juga menjadi penyebab seseorang semakin terikat dan menjadi pecandu.
Karakteristik kesepian adalah Fromm-Reichman, Lopata, dan Young (dalam Yuniarti, 2002) menyebutkan karakteritik kesepian adalah sebagai berikut: tidak terpenuhinya kebutuhan akan keakraban, hasil persepsi dan evaluasi hubungan sosial yang kurang memuaskan, kurang adanya reinforcement sosial. 
Jurnal tersebut mengungkapkan tidak ada hubungan yang signifikan antara kesepian dengan prestasi belajar mahasiswa. Tidak ada hubungan yang signifikan antara kecenderungan internet addiction disorder dengan prestasi belajar mahasiswa. Tidak ada hubungan yang signifikan antara kesepian dengan kecenderungan internet addiction disorder pada mahasiswa. Tidak ada peranan kesepian dan kecenderungan internet addiction disorder yang signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa, Penelitian ini menemukan bahwa variabel kesepian dan kecenderungan internet addiction disorder secara bersama-sama hanya memiliki peranan sebesar 4,20% terhadap prestasi belajar mahasiswa.

Kemudian jurnal tersebut menjelaskan penelitian mereka dengan kesimpulan :
1.1  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada peranan kesepian dan kecenderungan internet addiction disorder yang signifikan terhadap prestasi belajar pada mahasiswa, tidak ada hubungan yang signifikan antara kesepian dengan prestasi belajar pada mahasiswa, tidak ada hubungan yang signifikan antara kecenderungan internet addiction disorder dengan prestasi belajar pada mahasiswa, dan tidak ada hubungan yang signifikan antara kesepian dengan kecenderungan internet addiction disorder pada mahasiswa.
2.1 hasil penelitian juga menunjukkan bahwa subjek penelitian memiliki tingkat kesepian dan kecenderungan internet addiction disorder yang rendah.
Ada beberapa kemungkinan yang melatarbelakangi ditolaknya hipotesis, yakni adanya variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa, yaitu faktor internal dan eksternal mahasiswa. Selain itu, masih terdapat kesenjangan digital yang sangat besar di Indonesia, dan kebanyakan mahasiswa menggunakan internet karena adanya faktor pekerjaan, media informasi, sekolah, dan memanfaatkan fasilitas internet lainnya. Jadi mahasiswa menggunakan internet bukan karena kesepian.

Referensi :
 http://blog.binadarma.ac.id/vivi/?p=37
http:// candrajiwa.psikologi.fk.uns.ac.id/index.php/
http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3336/1/Kommit2004_Sistem_Informasi_014.pdf

 





Selasa, 05 November 2013

Polarisasi Kelompok



#PTI Polarisasi Kelompok
Berdasarkan perbedaan status, keadaan, kepribadian, dan kebiasaan para pengguna internet umumnya akan terbentuk kelompok-kelompok atau forum-forum yang memiliki tujuan masing-masing. Pengelompokan di internet juga dapat berasal dari fasilitas internet yang beragam seperti beragamnya layanan yang disediakan internet seperti fasilitas jejaring sosial, fasilitas streaming, fasilitas berbagi informasi, fasilitas unggah dan unduh, fasilitas jual beli, fasilitas cloud software, dan sebagainya. Hal tersebut dapat kita katakan sebagai sebuah polarisasi internet, yang daripadanya akan terbentuk kelompok-kelompok pengguna.
Sebagai contoh polarisasi yang diakibatkan oleh fasilitas internet adalah pembentukan kubu para pengguna. Misalkan anda adalah pengguna layanan jejaring sosial dibawah.
Maka disadari atau tidak anda sudah ikut terpolarisasi dan menjadi bagian dari salah satu kelompok pengguna salah satu fasilitas jejaring sosial diatas. Karena tanpa disadari anda akan mengatakan hal seperti “Hai kamu sudah mendapatkan materi yang aku share di facebook” atau “Periksa tweet saya ya, mungkin kamu akan terkejut” dan anda akan mengatakan hal yang demikian hanya dengan orang yang memiliki akun di jejaring sosial yang sama karena tidak mungkin anda menyuruh orang yang hanya memiliki akun facebook untuk menanggapi tweet anda maupun sebaliknya terkecuali telah dilakukan proses sinkronisasi daiantara keduanya.

Selain itupun polarisasi dapat terjadi karena perbedaan layanan pada internet seperti :
1. Jejaring Sosial
Disini user dapat berbagi informasi dan data pribadi maupun berbagi pengetahuan dengan teman yang menggunakan jejaring sosial yang sama. Seperti munculnya sekelompok pengguna facebook atau twitter.

2. Streaming
Dengan fasilitas streaming user dapat berbagi video mereka, serta dapat mengomentari serta me-rating video sendiri maupun orang lain yang mengupload videonya ke situs streaming tersebut.

3. Forum Komunitas Maya
Forum Komunitas maya adalah proses polarisasi internet yang paling jelas terlihat, karena didalamnya jelas terlihat sekumpulan orang dengan kesamaan tertentu seperti kesamaan tempat tinggal, status, hobi, serta kepribadian.

4. Cloud Storage
Fasilitas cloud storage juga merupakan salah satu aspek yang terlibat dalam polarisasi internet. Beberapa user biasanya lebih memilih menggunakan beberapa situs storage lokal yang meminimalisasi waktu unduh dan unggah sementara yang lainnya memilih situs storage luar yang memiliki kapasitas besar.

5. Surel
Surel atau surat elektronik adalah fasilitas penyedia surat-menyurat elektronik (e-mail). Walaupun terdapat kelompok pengguna dalam fasilitas surel, hal ini tidak menutup pengguna fasilitas surel provider lain berkomunikasi dengan kita.

6. Blog
Dengan fasilitas blog, user dapat membagi informasi tentang berbagai hal kepada pembaca blog tersebut. Di internet terdapat beberapa situs yang menyediakan jasa penyediaan blog seperti Blogspot, WordPress, Ngeblogs dan sebagainya.

7. Milist
Milist atau kependekan dari Mailing list memiliki fungsi sebagai penyedia kelompok diskusi online secara real time. Di dalam milist terdapat kelompok-kelompok yang dibagi berdasarkan topic yang dibicarakan dalam kelompok.

8.Chatting dan Teleconference
Layanan chatting dan teleconference dapat digunakan user untuk mengobrol dengan user lain secara real time, bahkan dengan teleconference user dapat bertatap muka dengan user lain secara real time.

Dengan adanya polarisasi internet berdasarkan kegunaanya dapat terjadi pengelompokkan. Baik kelompok yang memiliki tujuan ataupun sebuah kelompok orang yang memiliki kesamaan nasib atau pilihan. Polarisasi internet bahkan dapat terjadi pada sekelompok orang yang secara tidak sadar menggunakan google sebagai search engine, memang tidak ada hubungan/ komunikasi antara mereka namun orang dapat memandang bahwa mereka adalah pengguna google atau “kelompok” orang yang menggunakan web browser google.
Selain itupun dalam dunia maya terdapat forum yang dimana setiap anggotanya menyadari mereka adalah bagian dari forum itu atau bagian dari kelompok itu. Contohnya adalah pengguna forum kaskus yang akan melabelkan setiap anggotanya sebagai kaskusers. Serta dalam kelompok tersebut biasanya terdapat suatu aturan yang tertulis maupun yang berupa tata krama yang merupakan aturan bagi kelompok tersebut dalam bertindak dan berbuat, seperti pelarangan memberikan komentar berbau SARA, flaming, atau spam di suatu thread (artikel)yang merupakan aturan tertulis serta kata sapaan “gan” atau “sis” yang digunakan anggota forum dalam berkomunikasi sesama anggota.

Sumber :
 
Copyright 2012 Mine. Powered by Blogger
Blogger by Blogger Templates and Images by Wpthemescreator
Personal Blogger Templates